2. Batu Ginjal
Pengertian Batu Ginjal
Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis adalah pembentukan materi keras menyerupai batu yang berasal dari mineral dan garam di dalam ginjal. Batu ginjal dapat terjadi di sepanjang saluran urine, dari ginjal, ureter (saluran kemih membawa urine dari ginjal menuju kandung kemih), kandung kemih, serta uretra (saluran kemih yang membawa urine ke luar tubuh). Batu ginjal ini terbentuk dari limbah dalam darah yang membentuk kristal dan menumpuk di ginjal. Seiring waktu, materi tersebut semakin keras dan menyerupai bentuk batu.
Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenisnya, batu ginjal dibagi menjadi empat, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.
Batu ginjal dapat berpindah dan tidak selalu berada dalam ginjal, Perpindahan batu ginjal, terutama yang berukuran besar, akan mengalami kesulitan menuju ureter yang kecil dan halus hingga kandung kemih, lalu dikeluarkan melalui uretra. Kondisi ini dapat menimbulkan iritasi saluran kemih. Batu ginjal yang terdiagnosis dan tertangani sejak awal, tidak menimbulkan kerusakan permanen pada fungsi ginjal.
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal dialami oleh orang-orang yang berusia 30-60 tahun. Diperkirakan 10 persen wanita dan 15 persen pria pernah mengalami kondisi ini selama hidup mereka.
Gejala Batu Ginjal
Batu ginjal, terutama yang sangat kecil, tidak akan terdeteksi atau tidak menimbullkan gejala yang berarti. Tanda-tanda keberadaan batu ginjal baru dapat dirasakan saat batu berukuran besar dan tertahan dalam ginjal, berpindah ke dalam ureter, atau saat terjadi infeksi. Kondisi ini menimbulkan nyeri hebat yang disebut kolik ginjal. Gejala batu ginjal yang sering terjadi, di antaranya:
- Nyeri pada punggung bagian bawah dan terkadang terasa hingga pangkal paha. Sedangkan pada pria, nyeri juga dirasakan hingga testis dan skrotum. Rasa nyeri tersebut bisa bertahan selama beberapa menit atau beberapa jam. . Saat batu ginjal berpindah ke lokasi lain dalam saluran kemih, rasa nyeri dapat meningkat.
- Meningkatnya frekuensi ingin buang air kecil
- Nyeri saat buang air kecil (disuria)
- Buang air kecil dalam jumlah sedikit
- Urine berwana merah muda, merah, atau cokelat
- Mual dan muntah.
- Merasa gelisah.
- Demam atau menggigil, jika terjadi infeksi.
Penyebab Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk saat urine lebih banyak mengandung zat pembentuk kristal dibanding cairan dalam urine. Pembentukan batu ginjal juga dapat terjadi saat tubuh kekurangan zat yang dapat mencegah batu saling menempel. Kondisi ini menjadi lingkungan yang kondusif untuk pembentukan batu ginjal.
Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal, yaitu:
- Dehidrasi. Sedikit mengonsumsi cairan meningkatkan risiko terkena batu ginjal, begitu juga dengan penduduk yang tinggal dengan suhu udara yang panas.
- Menjalankan pola makan tertentu. Mengonsumsi makanan yang sarat protein, garam, atau gula meningkatkan risiko batu ginjal. Hal ini membuat ginjal bekerja lebih keras dalam menyaringnya, sehingga memperbesar risiko batu ginjal.
- Riwayat penyakit batu ginjal dalam keluarga atau pernah menderita batu ginjal sebelumnya.
- Mengalami masalah pencernaan atau pasca operasi organ pencernaan. Gangguan diare kronis, penyakit peradangan usus, atau pasca operasi saluran pencernaan untuk menurunkan berat badan (gastric bypass) adalah beberapa contoh kondisi yang mengganggu penyerapan cairan dalam tubuh, sehingga meningkatkan kadar zat pembentuk batu dalam darah.
- Obesitas. Memiliki indeks massa tubuh yang besar dengan ukuran pinggang yang besar terkait dengan peningkatan risiko batu ginjal.
- Menderita kondisi medis tertentu, seperti hiperparatiroidisme atau infeksi saluran kemih.
Berdasarkan jenisnya, batu ginjal dapat terbagi menjadi:
- Batu kalsium. Batu ginjal yang terbentuk akibat tingginya kadar kalsium di dalam darah merupakan jenis batu ginjal yang paling sering terjadi. Selain diproduksi secara alami oleh hati, kalsium juga bisa didapat dari asupan makanan, seperti sayur, buah, kacang, atau cokelat. Selain terkait dengan pola makan yang sarat kandungan kalsium oksalat, kadar vitamin D yang terlalu tinggi serta efek samping operasi juga dapat memicu terbentuknya batu kalsium. Selain itu konsumsi obat migrain atau obat antikejang juga berkaitan dengan pembentukan batu kalsium.
- Batu asam urat. Batu ini terbentuk akibat tingginya kadar asam urat di dalam darah, yang disebabkan oleh makanan yang mengandung tinggi purin, kurang asupan cairan, serta riwayat penyakit asam urat.
- Batu struvit. Ini merupakan jenis batu ginjal yang dapat terbentuk dan membesar secara cepat, dan penyebabnya adalah infeksi yang berlangsung lama, seperti infeksi saluran kemih. Jenis batu stuvit lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan laki-laki.
- Batu sistin. Batu ginjal ini termasuk jenis yang paling jarang terjadi, dan penyebabnya adalah sistinuria. Penyakit keturunan ini membuat ginjal mengeluarkan terlalu banyak asam amino.
Pencegahan Batu Ginjal
- Banyak minum air putih, yaitu sekitar 2-3 liter setiap hari. Hal ini dapat mencegah penderita dari dehidrasi dan mencegah produk limbah tubuh terlalu pekat yang berisiko membentuk batu ginjal. Dalam kondisi cuaca panas, disarankan minum lebih banyak lagi.
- Tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan sarat kalsium. Konsumsi suplemen kalsium juga sebaiknya dikonsultasikan lebih dahulu pada dokter.
- Mengurangi konsumsi daging, unggas, atau ikan untuk mencegah batu jenis asam urat.
Sumber:https://www.alodokter.com/batu-ginjal/pencegahan
Komentar
Posting Komentar